Jumat, 29 November 2013

Sucikah Air Liur Manusia ?

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Imam Ibnu Majah dalam sunannya menyebutkan judul bab:

Bab, tentang air liur yang mengenai baju.

Kemudian, beliau menyebutkan satu hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam menggendong Husain bin ‘Ali di atas pundak beliau, dan air liur Husain menetes mengenai beliau.” Hadis ini diriwayatkan Ibn Majah 658 dan dishahihkan al-Albani, juga disebutkan oleh Imam Ahmad no. 9779 dalam Musnadnya dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth.

Termasuk Liur yang Keluar ketika Tidur

Dr. Soleh al-Fauzan pernah ditanya tentang liur yang keluar ketika tidur. Jawaban beliau,

Liur yang keluar ketika seseorang tidur statusnya suci dan tidak najis. Dan hukum asal segala sesuatu yang keluar dari manusia adalah suci, kecuali yang terdapat dalil bahwa itu najis. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya orang mukmin tidak najis.’ Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Kemudian beliau menegaskan,

Liur, keringat, air mata, atau cairan yang keluar dari hidung, semuanya suci. Inilah hukum asal. Sementara kencing, kotoran, dan setiap yang keluar dari dua jalan, statusnya najis. Liur yang keluar dari seseorang ketika dia tidur, termasuk benda suci, sebagaimana ingus, dahak atau semacamnya. Karena itu, tidak wajib bagi seseorang untuk mencucinya atau mencuci baju yang terkena liur.
[al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan, 5/10].

Keterangan:

Beliau menegaskan bahwa air liur tidak wajib dicuci. Mohon untuk tidak dipahami ‘tidak boleh dicuci’. Tidak wajib artinya, jika ada air liur yang terkena baju maka tidak masalah baju ini digunakan untuk shalat. Namun jika ini mengganggu karena bau, maka harus dicuci.

Allahu a’lam

sumber : konsultasi syariah.com


0 komentar:

Posting Komentar