Rabu, 02 Januari 2013

ASTROLOGI

Tahun 2013 telah datang. Sebagian kalangan ada yang percaya pada ramalan-ramalan yang menyatakan bahwa tahun 2013 adalah tahun yang penuh dengan bencana, seperti banjir, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dll. Mendiang Mama Lauren misalnya, dalam salah satu acara di televisi swasta minggu, 3 Januari 2009 silam pernah menyatakan akan terjadi bencana besar di tahun 2013.


Dia mengatakan bahwa mata batinnya hanya mampu menerawang masa depan sampai akhir tahun 2012, setelah itu mentok, blank, hitam dan gelap, dan ini diartikan sebagai sebuah bencana besar yang melanda bumi dan isinya. (http://selebritihotnews.blogspot.com). Ramalan senada juga pernah disampaikan Jucelino Nobrega da Luz, orang Israel yang kemudian menetap di Brasil.

Ramalan ini mereka dapatkan dengan menggunakan ilmu nujum (perbintangan), sebagai acuan prediksi apa yang akan terjadi dimasa depan (astrologi). Banyak orang yang percaya akan ramalan-ramalan seperti ini, termasuk ramalan zodiak, shio, dll, yang meramalkan tentang masa depan, jodoh, rezki, keselamatan, kesehatan, keberuntungan, dll. Terkadang mereka mempercayai secara mutlak, atau mempercayai sebagian saja. Seolah-olah nasib manusia tergantung kepada bintang maupun benda langit diatas sana. Lalu bagaimana kita seharusnya bersikap sebagai seorang muslim?



Astrologi dalam Islam

Astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tata surya (planet, bulan, dan matahari) dengan nasib manusia. Dalam astrologi ada istilah horoskop, yaitu sebuah bagan atau diagram yang menggambarkan posisi matahari, bulan, planet-planet, aspek-aspek astrologis, dan sudut-sudut sensitif pada saat kelahiran seorang anak.

Horoskop digunakan sebagai metode ramalan mengenai peristiwa yang berkaitan dengan waktu tertentu yang digambarkan dalam dasar-dasar astrologis. Sedangkan Shio adalah zodiak Tionghoa yang memakai hewan-hewan untuk melambangkan tahun, bulan, dan waktu dalam astrologi Tionghoa. Setiap individu diasosiasikan dengan satu shio sesuai dengan tanggal kelahirannya. Sebagai contoh adalah shio Kerbau. Orang dengan shio kerbau diyakini memiliki sifat cenderung keras kepala, pekerja keras, jujur, dan agak pemarah.

Astrologi berbeda dengan astronomi. Ilmu ini dipelajari bukan untuk meramal tetapi untuk kemaslahatan umum, seperti untuk mengetahui jam shalat fardlu setiap harinya, menetapkan kalender, menentukan arah dan untuk memikirkan keagungan Sang Khaliq dengan merenungi alam raya ciptaan-Nya, yang berupa bintang, planet, galaksi, dan benda-benda langit lainnya yang mengagumkan.

Ini jauh berbeda dengan seorang yang belajar astrologi. Mereka yang berkecimpung dalam ilmu perbintangan (astrologi), mengatakan bahwa ia mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri seseorang, dengan mengetahui rasi bintangnya atau kapan ia dilahirkan. Bahkan peramal dikatakan mampu melihat masa depan yang tergolong pengetahuan yang ghaib.

Apabila kita mendalami pengetahuan yang dijadikan dasar sangkaan para astrolog itu, akan terlihat bahwa hal tersebut benar-benar tidak bersandar pada dalil aqly maupun dalil naqli. Sehingga siapa saja yang menyangka telah mengetahui hal yang ghaib dan kejadian masa depan, serta apa yang akan terjadi pada setiap orang melalui perantaraan rasi bintang, maka berarti dia adalah seorang pembohong dan pendusta.

Dan siapa saja yang membenarkannya maka berarti dia orang yang bodoh, akalnya sempit, dan keimanannya rusak. Sebab hal itu bertentangan dengan nash al-Quran sebagaimana Firman Allah SWT, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)” (TQS. Al An’am: 59). Dan juga pada ayat yang lain,“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya” (TQS. Al Jin: 26-27).

Dari sini tampak jelas sekali bahwa segala hal yang berhubungan dengan ramalan-ramalan yang sama sekali tidak mempunyai dasar yang bisa dibenarkan dengan dalil Naqli (Al Qur’an dan Sunnah) maupun dalil aqli adalah benar-benar bertentangan dengan Syariat Islam dan mengotori aqidah seorang muslim. Bahkan Rasulullah SAW memberi ancaman bagi mereka sebagaimana dalam sabdanya: “Barangsiapa mendatangi peramal lalu mempercayai ucapannya, shalatnya selama empatpuluh hari tidak diterima.” (HR. Musnad Ahmad).

Bahkan ilmu nujum disamakan oleh rasulullah SAW sebagaimana ilmu sihir, hal ini sesuai dengan hadist rasulullah SAW: “Siapa yang mempelajari ilmu nujum berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu nujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR. Musnad Ahmad). Dalam hadist yang lain Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mendatangi seorang dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Musnad Ahmad)

Sebab, di antara yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah bahwa hal-hal yang ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT. Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib,kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (TQS. An-Naml : 65).

Bahkan Rasulullah SAW sendiri tidak mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang diberitahukan Allah kepadanya melalui wahyu, karenanya Allah berfirman kepadanya: Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (TQS. Al-A’raf : 188).

Begitu juga jin, yang dimintai pertolongan oleh para tukang sihir dan dukun, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui hal-hal gaib. Al-Qur’an menceritakan bahwa jin-jin Nabi Sulaiman AS tidak mengetahui kematian beliau :….. Maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (TQS. Saba’ : 14)

Masih ingatkah kita terhadapa ramalan yang didasarkan pada kalender suku Maya di selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala yang menyebutkan tanggal 21 Desember 2012 sebagai akhir dari dunia? Kenyataannya semua itu hanya fiktif belaka. Ramalan ini hanya membuat resah sebagian manusia dibumi, tapi justru mendatangkan keuntungan ekonomi besar bagi kaum kapitalis.

Bagi orang-orang yang berpikir kapitalis, hal ini dijadikan sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan keuntungan materi, seperti pembuatan film, mengekspose Desa Sirince yang berada di Turki karena dianggap tempat teraman dari kehancuran dunia. Bahkan Erkan Onoglu (pengusaha Turki) membuat produk anggur spesial yang disebut Wine of the Apocalypse (Anggur Kiamat) untuk 21 Desember. 60.000 orang diperkirakan mengunjungi desa kecil tersebut pada Desember lalu. Seorang pemilik hotel Ilkan Gulgun mengatakan bahwa turis di hotelnya percaya bahwa mereka akan selamat dari kiamat karena energi positif di Sirince (http://www.solopos.com).

Artinya, kegiatan ramal meramal ini terkadang merupakan bagian dari bisnis “penipuan public”. Mereka mengincar segmen pasar dari masyarakat yang masih awam atau lemah imannya. Bisnis ini menyajikan berbagai data ramalan dengan tampilan menarik dan meyakinkan, padahal mereka hanya menjual kebohongan. Mengambil keuntungan dengan melempar isu tentang masa depan, padahal para peramal itu sendiri tidak tahu bagaimana nasibnya kelak. Bisnis ini memang menggiurkan, karena berbudget rendah tapi berpotensi meraih untung besar, terutama bagi kalangan yang masih percaya pada takhayul, bid’ah dan khurafat

Jikalau harus percaya pada “ramalan masa depan”, maka cukuplah seorang muslim percaya pada berita masa depan yang tertera pada Al qur’an dan As sunah, misalnya janji Allah tentang hari kiamat, hari penghisaban atau janji Rasulullah saw tentang kemenangan ummat Islam sebagaimana sabdanya, ”Sesungguhnya Allah swt telah menggenggamkan bumi untukku, maka aku dapat melihat bumi timur dan baratnya dan sesungguhnya umatku kekuasaannya akan dapat mencapai apa yang telah digenggamkan untukku dari-Nya.” (HR. Muslim No. 5144)



Khatimah

Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa segala hal yang berhubungan dengan ilmu nujum (astrologi) seperti zodiac, horoskop, shio, dan semacamnya, serta ramalan-ramalan lain yang tidak berdasarkan atas aqidah Islam adalah batil. Bila percaya serta membenarkannya berarti telah menodai keimanan dengan noda kekufuran sebagaimana telah jelas dalam hadis Rasulullah SAW. Ilmu tersebut hanyalah kedustaan yang dibangun di atas kedustaan pula. Astrologi hanyalah ilmu yang tiada bermanfaat, dan hanya menjauhkan kaum muslimin dari sikap tawakkal dan keimanan terhadap qada’ dan qadar Allah. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Adil terhadap hamba-hamba-Nya.

Seorang muslim adalah orang yang mengemban aqidah Islam, yakni orang yang beriman pada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari akhir serta qada’ dan qadar yang baik dan yang buruk kesemuanya berasal dari Allah. Pengertian baik dan buruknya qada’ dan qadar adalah menurut manusia, karena pada dasarnya semua ketetapan Allah adalah yang terbaik buat hambaNya. Sebagimana dalam firman-Nya, “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah: 216).

Wajar jika seseorang memiliki harapan, cita – cita dan keinginan. Ketika seorang muslim menginginkan kebaikan dan kesuksesan, maka bukan ke peramal atau ahli astrologi (nujum) solusinya, namun dengan do’a, berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebesar apakah cita-cita dan keinginannya maka sebesar itu pulalah seharusnya usaha guna mewujudkannya. Berusaha optimal seraya bertawakkal pada Allah swt. Bertawakal, jika memang sudah rejeki, takkan lari gunung dikejar. Bertawakal bahwa apapun keputusan Allah adalah yang terbaik karena Allah senantiasa memilki skenario atas segala ketetapan-Nya atau blessing in disguise (hikmah tersembunyi).

Wallahua’lam bisshowab.

0 komentar:

Posting Komentar