Rabu, 30 Januari 2013

Hussein Obama


Barack Hussein Obama secara resmi menjadi Presiden untuk periode kedua, setelah diambil sumpahnya pada hari Ahad (20/1/2013) dalam acara tertutup di Gedung Putih. Dengan menggunakan Bibel peninggalan keluarga Michelle Obama, Presiden kulit hitam pertama AS itu mengucapkan sumpah di depan Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts, dan mereka akan mengulangi prosesi itu kembali hari Senin dihadapan publik. Wakil Presiden Joe Biden – yang berdarah Yahudi - sudah diambil sumpahnya lebih dulu pada pagi hari oleh hakim agung Sonia Sotomayor di Naval Observatory, kediaman resmi wakil presiden. (www.hidayatullah.com)



Jargon kampanye “Forward” Barrack Hussein Obama manjur. Setelah melalui pertarungan sengit, Obama berhasil mengalahkan mantan gubernur Massachusests, Mitt Romney, meski dengan kemenangan tipis. Sebagaimana diberitakan, Obama memperoleh 50 persen popular vote dan 303 electoral vote, sedangkan Romney memperoleh 49 persen popular vote dan 206 electoral vote—total suara dalam electoral vote adalah 538. Hasil perolehan Obama ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan pemilu Amerika Serikat (AS) sebelumnya. Pada 2008, Obama vs John McCain memperoleh suara dengan perbandingan 52,9:45,7 untuk popular vote dan 365:173 untuk electoral vote.

Kecerian menyambut kemenangan Obama nampak di sejumlah belahan bumi, tak terkecuali di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia. Bahkan Kedubes Amerika Serikat menggelar kegiatan nonton bersama penghitungan suara Pemilu Amerika. Di sisi lain sebuah media televisi begitu intens memberitakan kemenangan obama ini dengan tagline “anak menteng kembali”.

Suasana gembira pasca kemenangan obama ini juga menjangkiti sejumlah tokoh. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyambut gembira kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dalam Pilpres AS. Kemenangan Obama, dinilainya membawa hawa baik untuk Indonesia. Sementara wakil Direktur Human Rights Working Group Chairul Anam berharap kemenangan Obama dapat memberikan dampak positif bagi penyelesaian berbagai kasus hak asasi manusia di Indonesia, seperti penyelesaian kasus kematian aktivis HAM Munir dan juga soal penyelesaian damai di Papua. Di sisi lain Direktur Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi menyatakan dialog antara Islam dengan dunia barat termasuk Amerika harus terus dilakukan.

Ekspresi kegembiraan juga ditunjukkan oleh dunia Arab atas kemenangan Barack Obama. "Kemenangan Obama adalah harapan sebagian besar masyarakat di Timur Tengah. Dunia Arab menyambut baik," kata analis politik Mesir Ahmed Refai yang memantau pemilu AS lewat jaringan televisi Nile News pada Rabu (7/11). Sementara rakyat Palestina yang mendambakan kemerdekaan dari Israel juga dilaporkan menyambut gembira kemenangan Obama dan mengharapkan kemerdekaan negara Palestina berdaulat dapat terwujud dalam periode kedua kepemimpinan Obama. "Obama hendaknya mewujudkan kemerdekaan Palestina dan Jerusalem adalah ibu kota abadi Palestina," kata anggota juru runding Palestina, Saeb Erekat. (www.voa-islam.com)

Nampaknya masyarakat (Indonesia) terbawa romantisme masa lalu bahwa obama pernah tinggal beberapa tahun di Jakarta, bahkan bersekolah di sebuah sekolah negeri, tepatnya SDN 01 Menteng. Terlebih Obama yang memiliki nama tengah “Husein” mempunyai ayah kandung dan ayah tiri yang beragama Islam, agama yang di anut oleh mayoritas penduduk negeri ini. Maka Masyarakat menunjukkan ekspektasi yang besar tehadap terpilihnya Obama untuk yang kedua kalinya ini, Seolah Obama akan memberikan kontribusi positif untuk memecahkan berbagai problem dunia masa kini., khususnya Indonesia.

Harus disadari bahwa Obama saat ini bukanlah obama yang dulu. Meski memiliki ayah kandung dan ayah tiri beragama Islam, ternyata obama lebih sreg mengikuti agama ibunya. Terbukti Obama disumpah menjadi Presiden dengan menggunakan Injil. Selain itu, Obama bukan lagi “si anak menteng”, obama sekarang adalah “President of United States of America”. Dia adalah seorang Kepala Negera yang berideologi kapitalis. Seorang Presiden pastilah mengemban dan meyakini ideology yang sama dengan ideology Negara yang dipimpinnya.

Ideologi (mabda) adalah aqidah aqliyah yang memancarkan system kehidupan. Setiap ideology memiliki ke-khas-sannya masing – masing sesuai asas ideology itu dibangun. Dan setiap ideology juga memiliki metode problem solving (kaifiyah mu’alajah), metode pelaksanaan (kaifiyah tanfidz), metode penegakkan (kaifiyah tathbiq), dan metode sosialisasi (kaifiyah hamlud dakwah) yang berbeda – beda. Negara kapitalis hanya bisa eksis bila ia melakukan imperialisme (Isti’mar) ke negara lain, baik imperialisme secara militer, politik ataupun ekonomi. Karenanya AS akan tetap menjaga dominasi mereka dan melanjutkan agenda kapitalis mereka untuk mengekploitasi negeri-negeri dunia ketiga, termasuk negeri – negeri kaum muslimin.

Empat tahun periode pertama kepemimpinan Obama telah menunjukkan posisi Obama dan Amerika Serikat dalam berbagai permasalahan di dunia Islam. Obama mengambil kebijakan yang bersifat soft power dalam berbagai konflik. Praktis tidak ada front perang baru yang dilakukan Amerika selama periode pertama kepemimpinan Obama. Namun sejumlah fakta menunjukkan bahwa Amerika memposisikan diri berhadap – hadapan dengan dunia Islam.

Dalam kasus penyerangan Israel ke jalur gaza Nopember 2012 lalu, Amerika memang tidak terlihat terlibat secara langsung, namun Obama secara jelas memberi dukungan pada Israel. Demi terciptanya perdamaian, Obama meminta agar Hamas tidak lagi menyerang Israel dengan roket-roketnya, padahal Israel-lah yang terlebih dahulu menyerang Palestina. Bahkan, AS bersama Israel sangat giat mengkampanyekan pencegahan pemungutan suara untuk peningkatan status keanggotaan Palestina di Majelis Umum PBB.

Pada krisis Libya, Amerika juga turut serta dalam berbagai serangan yang dikomandoi oleh Nato. Secara de jure resolusi PBB, memutuskan semua aspek operasi di libya, termasuk embargo senjata, menegakkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil dari gempuran pasukan Gaddafi dikendalikan oleh NATO. Namun pengamat politik meyakini bahwa bagaimanapun Amerika akan memainkan peran utama dalam perang Libya, terlebih kecil kemungkinan pasukan NATO dapat mengemban misi itu tanpa peran kunci Amerika.

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengingatkan ada dua hal yang harus diwaspadai oleh Indonesia terkait dengan kemenangan Obama. Pertama, untuk menangkis kritikan Romney bahwa Obama tidak berhasil mengeluarkan AS dari krisis ekonomi maka Obama akan mengambil tindakan yang lebih agresif dalam membuka pasar luar negeri, pelaku usaha AS dan kepentingan pelaku usaha AS di luar negeri. "Bagi Indonesia bisa jadi pemerintah AS akan menekan Indonesia dalam proses renegosiasi dengan Freeport. Bila nantinya pemerintah Indonesia memperpanjang Kontrak Karya Freeport maka hal tersebut merupakan indikasi tekanan yang dilakukan oleh Pemerintahan Obama terhadap pemerintahan SBY," tutur Hikmahanto.

Kedua, lanjut dia, Indonesia harus mewaspadai perlakuan istimewa AS terhadap Indonesia yang selama ini bisa jadi untuk memanfaatkan posisi Indonesia di kawasan dan negara berpenduduk Islam terbesar. "Bukannya tidak mungkin pemerintah AS akan mengambil manfaat kemitraan strategis dengan Indonesia untuk penanganan potensi konflik di Laut China Selatan, konflik Iran-Israel dan masalah yang muncul di negara ASEAN seperti Rohingya," tambah Hikmahanto. (www.surabayapost.co.id)



Khatimah

Sungguh Allah telah menetapkan ummat Islam sebagai ummat terbaik yang dikeluarkan bagi ummat manusia, sebagaimana firman-Nya, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (TQS Al-Maidah:110).

Oleh karena itu tidaklah selayaknya jika ummat Islam memiliki pengharapan kepada ummat ghairu Islam untuk membantu menyelesaikan persoalan internal ummat Islam. Tidaklah mungkin sebuah negeri yang menegakkan ideology yang berbeda dengan ummat Islam akan rela membantu ummat ini bangkit dari keterpurukannya. Sesungguhnya setiap ideology (mabda) dan peradabannya secara sunatullah akan saling bersaing untuk saling mengalahkan (clash civilitation). Mereka akan saling mempengaruhi agar ummat – ummat di dunia agar mengikuti millah atau cara hidup kapitalis.

Oleh karena itu, bila ummat Islam ingin bangkit dari keterpurukannya selama ini, maka yang dilakukan bukanlah berharap pada ummat lain karena Allah swt berfirman,“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri” (TQS Ar Ra’ad : 13). Dengan kata lain Allah tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

Perubahan dalam hal ini adalah berubah dari pola sikap dan pola pikir yang tidak Islami menuju sikap dan pemikiran yang sesuai Islam dalam segala aspek kehidupan, yakni dengan cara menegakkan Sistem Islam. Sistem yang bisa dipertanggungjawabkan dan menjamin syariat Islam ditegakkan secara kaffah sehingga tidak memberikan jalan bagi manipulasi dan kebohongan. Sistem yang menjadikan jaminan terhadap kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, dan papan) menjadi kebijakan pokok ekonominya. Sistem yang akan membebaskan negeri Islam dari penjajahan dan mempertahankan negeri Islam dari kerakusan Kapitalisme yang merampok kekayaan negeri Islam.

Wallahu a’lam bi ashowab









0 komentar:

Posting Komentar